web widgets

Hybrid technology


Kerja Hybrid mobil



Sebuah mobil hibrida, juga diakui sebagai sebuah HEV atau kendaraan listrik hibrida, adalah sebuah mobil yang didukung oleh dua sumber, sebuah mesin pembakaran internal, dan sebuah motor listrik. Sebuah mobil hibrida, Juga diakui sebagai sebuah HEV Kendaraan listrik atau hibrida, sebuah mobil adalah sumber doa Yang didukung Dibuat, sebuah mesin pembakaran internal, dan sebuah motor listrik. mobil hibrida tidak ada gunanya untuk tusuk, karena mereka secara memadai dibebankan oleh pergerakan roda, dan menyimpan energi kinetik yang dihasilkan melalui proses yang disebut regeneratif pengereman. mobil hibrida regular tidak ADA gunanya untuk tusuk, KARENA mereka Secara memadai dibebankan Roda Dibuat pergerakan, dan menyimpan energi kinetik Canada Yang dihasilkan proses pengereman regeneratif Yang disebut. mobil hibrida memiliki beberapa manfaat lingkungan dan manfaat ekonomis. mobil hibrida memiliki beberapa Manfaat dan Manfaat Lingkungan ekonomis.

Mobil hybrid VS Listrik Mobil Hybrid mobil VS Mobil Listrik

Banyak orang berhubungan mobil hybrid dengan mobil listrik. Orang BANYAK Artikel Baru berhubungan listrik mobil hybrid mobil. Namun, keduanya sangat berbeda. Namun, keduanya berbeda Sangat. hibrida tidak perlu dimasukkan ke outlet listrik untuk mengisi ulang. hibrida regular tidak perlu dimasukkan ke stopkontak listrik untuk Mengisi perlu memprogram ulang. Gas motor menyala secara otomatis bila baterai hampir habis, dan terus mengisi baterai. Gas motor menyala Secara MAMPUS Bila Baterai hampir habis, dan Terus Mengisi Baterai. Oleh karena itu mobil hibrida masih menggunakan gas sementara mobil listrik tidak. Oleh KARENA ITU hibrida gas Masih menggunakan mobil & e mobil listrik regular tidak.

Rahasia Bahan Bakar Air




Air sebagai bahan bakar masih saja menjadi polemik. Pihak yang masih mempertanyakan karena belum percaya bahwa air yang begitu gampang didapat bisa bikin mesin bekerja. Bahan bakar air (BBA) memang dalam prosesnya sudah tidak berbentuk cair lagi, tapi gas.

“Karena itu bagi yang awam akan bingung. Masak sih air yang cair itu bisa dibakar, memangnya minyak,” kata Ir. Futung Mustari, penulis buku Rahasia Bahan Bakar Air. Nah, untuk menjadikan air bisa dibakar harus diubah menjadi gas. Gas hasil elektrolisa ini diberi nama Brown Gas, sesuai nama penemunya, Yull Brown asal Sidney Australia pada 1974.

Bagi sebagian pihak yang sudah berhasil melakukan proses elektrolisa ini, rangkaian dan ilmu itu masih dikeep atau disimpan buat sendiri. Beda halnya bagi Futung dan Hamzah Muh Ba’abud. Mereka penuh semangat membagi ilmu bagi siapa saja yang ingin tahu dan bisa membuat proses elektrolisa sendiri. Rangkaian karya mereka siap untuk dibelah dan dijabarkan.

“Hasil elektrolisa air menghasilkan gas H-H-O. H atau hidrogen itulah yang dimasukan dalam proses pembakaran di mesin sehingga menghasilkan tenaga,” kata Hamzah. Untuk membuat tabung penghasil hidrogen atau generator hidrogen itu sangat sederhana.

“Yang dibutuhkan tabung, elektroda dan arus yang bisa diambil dari sepul motor,” lanjut Hamzah lagi. Tabung digunakan sebagai penampung air. Elektroda dibuat dari lempengan atau tabung stainless steel. Sedang masalah arus tinggal dibuatkan rangkaian dari sepul ke tabung air yang dilanjutkan untuk disalurkan ke elektroda tadi.

Untuk tabung disarankan menggunakan dari kaca. “Karena kalau dari plastik khawatir ikut bereaksi saat diberi arus, sehingga gas hidrogen yang dihasilkan tidak sempurna. Kalau kaca aman,” lanjut Hamzah yang asal Malang ini.

Sementara itu untuk elektroda, jika berbentuk lempengan, maka harus dibuat beberapa lapis. “Semakin banyak lempengan, gas hidrogen yang dihasilkan juga lebih banyak,” timpal Futung. Jika dibuat berbentuk tabung, maka cukup terdiri dari dua lapisan terpisah.

Saat arus listrik masuk, maka secara otomatis unsur H dan O di air tadi langsung memisahkan diri. “Hidrogen ke kutub negatif dan oksigen ke kutub positif di lempengan itu,” beber Futung lagi. Karena sudah berbentuk gas, maka otomatis akan keluar dari tabung, dan keluarnya inilah yang disalurkan.

Gas itu sebelum menuju intake dan bercampur dengan hasil pengabutan di karbu, supaya aman dilewatkan dulu ke tabung buffer. “Hal itu supaya jika seandainya ada api balik dari intake, nggak akan membuat generator hidrogen meledak,” terang Hamzah lagi.

Setelah melewati buffer tadi, baru deh gas disalurkan ke dalam intake. Memamg harus melubangi intake supaya slangnya bisa dimasukkan. Jika rangkaian ini sudah menyatu, silakan menikmati pengiritan dan tenaga lebih yang dihasilkan.

bih rinci dan tertarik berkonsultasi, biisa menghubungi Futung Mustari di sekterariat Saving Energy Institute di Jl. M. Kahfi I, No. 2, RT 02/06 Jagakarsa, Jakarta Selatan. Telepon (021) 93761814. Dalam waktu dekat mereka juga akan mengadakan seminar dan pelatihan membuat alat ini.

IRIT DAN BERTENAGA


Kenapa motor yang sudah disuntikan hidrogen ini lebih irit dan bertenaga? Dari hasil uji coba yang kami lakukan, efisiensi bensin bisa mencapai 40%. Pada tes yang dilakukan di Suzuki Shogun B 6237 SCG, konsumsi bensin 1 liter untuk 56 km. Padahal sabelumnya motor keluaran 2004 ini hanya bisa di angka 1 liter : 40 km.

Selain itu tidak ada gejala ngelitik yang artinya tidak ada masalah sama tenaga. Bahkan power terasa selalu ada. “Itu disebabkan hydrogen lebih cepat terbakar dan menghasilkan ledakan besar. Tarikan gas terasa padat dan mantap terus,” kata Hamzah.

Selain itu penggunaan BBA ini sangat ramah lingkungan. Suzuki Shogun 125 tadi juga kami uji dengan alat uji emisi dari kantor Kementrian Lingkungan Hidup di Jl. DI Panjaitan, Jakarta Timur.

Hasilnya, persentase CO menurun dari 2,22% menjadi 1,39%. Begitu juga HC (hydro carbon), turun drastis dari 542 ppm menjadi 299 ppm. Kedua unsur tadi racun yang sangat berbahaya dari hasil pembakaran di mesin.

FAKTA TENTANG HIDROGEN


1. Hidrogen punya kecepatan terbakar 3.600 x lebih cepat dibanding bensin. Karena itu proses ledakan di ruang bakar lebih cepat sehingga motor lebih responsif.
2. Jika meledak di ruang bakar, maka hidrogen menghasilkan panas yang jauh di bawah bensin. Sehingga suhu ruang mesin lebih dingin dibanding pembakaran bensin.
3. Ledakan hidrogen bersifat implosive, bukan eksplosive. Artinya hanya menghasilkan tenaga dengan panas rendah. Ingat, ledakan bom Hiroshima dan Nagasaki. Keduanya menggunakan bom hidrogen dan efek kerusakannya sangat luar biasa akibat energi yang dilepaskan dari ledakan itu.
4. Jika menggunakan hydrogen, maka kondisi ruang bakar akan lebih bersih. Itu karena sifat gas ini yang sangat gampang mengikat karbon. Nah tumpukan kotoran di ruang bakar tadi terdiri dari tumpukan karbon. Jika diikat oleh hidrogen dalam pembakaran kelamaan akan menjadi hilang dan hasilnya bersih.
5. Sampai saat ini belum bisa dilakukan pembakaran yang murni hidrogen. Artinya masih dibutuhkan bensin. “Secara teori bisa, tapi hal itu membutuhkan syarat komponen mesin yang kuat atau lebih dari kondisi jeroan mesin saat ini,” cuap Hamzah. Misal dari titanium. Semata untuk mengantisipasi ledakan energi yang begitu kuat.
6. Untuk satu liter air, akan menghasilkan 1.860 liter gas. Air di tabung akan habis jika sudah mencapai jumlah gas sebanyak itu.
7. Dalam perawatannya, air cukup ditambah. Jika sudah berkurang, maka masukkan air baru sesuai takaran tabung.

MENGHITUNG RASIO KOMPRESI


TEORI - Rumus Modifikasi Menghitung rasio kompresi atau perbandingan kompresi 4-tak pernah ditulis MOTOR Plus sejak dulu kala. Rumus bakunya yaitu volume silinder ditambah volume ruang bakar dan dibagi volume ruang bakar. Formulanya:

(Volume silinder + Volume ruang bakar)
Rasio kompresi = ----------------------------------------------
Volume ruang bakar

Namun setelah bentuk kepala seher tidak rata lagi, timbul perdebatan. Isi silinder bukan lagi volume langkah. “Tapi, dikurangi jenongnya seher,” jelas Tomy Huang, bos Bintang Racing Team (BRT) Cibinong.

Alasan Tomy Huang memang perlu dihargai. Dia berpikir sekecil apapun seher jenong mampu mengurangi isi silinder. “Jadi, dalam menghitung rasio kompresi rumusnya juga beda,” jelas Tomy Huang yang aslinya penemu CDI Cibinong itu.

Seperti pernah dicoba mengukur rasio kompresi Yamaha Scorpio standar setelah pakai seher jenong. Posisi seher di TMA, menggunakan buret atau tabung ukur, kemudian dari lubang busi diisi cairan. Didapat volume ruang bakar 21 cc.

Dilanjut oleh Tomy Huang mengukur isi silinder setelah pakai seher jenong. Di ruang bakar masih terdapat cairan dan langsung seher diturunkan menuju TMB (Titik Mati Bawah). Diisi lagi dengan cairan dan masih menggunakan buret diisi hingga penuh didapat volume total 252 cc.

Maka rasio kompresinya tinggal dilakukan pembagian. Volume total (silinder seher jenong plusruang bakar) dibagi volume ruang bakar. Yaitu 252/21 = 12 : 1. Formula Tomy Huang yaitu:

Volume total
Rasio kompresi = ----------------------------
Volume ruang bakar Perlu diingat, formula Tomy Huang memperhitungkan jenongnya kepala seher. Dihitung sangat presisi.

Berbeda dengan pendapat Beny Djatiutomo, mekanik Yamaha Petronas FDR Start Motor. Menurutnya rasio kompresi rumusnya tetap saja meski sehernya jenong. “Tidak dipengaruhi bentuk seher,” dukung Gandhoel alias Sri Hartanto mekanik GRM Jogja.

Kalau kasusnya seperti Scorpio standar 223 cc dengan seher jenong tadi, maka hitungan yaitu:

(Volume Scorpio standar+Volume ruang bakar)
Rasio kompresi=-------------------------------------------------------------------
Volume ruang bakar

223 + 21
= ------------ = 11,6 : 1
21 Dari dua formula itu memang menghasilkan angka yang berbeda. Tapi, jangan dijadikan sebagai debat kusir siapa yang benar. Justru dijadikan patokan ketika bertanya besar rasio kompresi. Supaya jangan salah harus dikasih keterangan. Memperhitungkan seher jenong atau tetap pakai volume langkah saja.
Sumber: Motorplus-online

spesifikasi motor standar


No || Motor || Bore x Stroke || Volume Silinder || Rasio Kompresi

1. Kawasaki Blitz R 53 mm x 50.6mm 111 cc 9.3 : 1

2. Kawasaki Athlete 56 mm x 50.6mm 124.6 cc 9.8 : 1

3. Kawasaki Ninja 250 62 mm x 41.2mm 2x 124.5 cc 11.5 : 1

4. Kawasaki KLX 250 72 mm x 61,2mm 249cc 11 : 1

5. Yamaha Crypton 49 mm x 54mm 101.8 CC 9.0 : 1

6. Yamaha Mio 50.0 x 57.9 mm 113.7 cc 8.8 : 1

7. Yamaha Jupiter z 51.0 x 54.0 mm 110.3 cc 9.3 : 1

8. Yamaha Jupiter MX 54 x 58,7 mm 135 cc 10.9 : 1

9. Yamaha Vixion 57 x 58,7 (mm) 149.8cc 10.4 : 1

10.Yamaha Scorpio Z 70 x 58 mm 223cc 9.5 : 1

11. Yamaha RX King 58 x 50 mm 132cc 7.1 : 1

12. Yamaha RXZ 56 x 54 mm 133cc 7.0 : 1

13. Yamaha F1Z 52 x 52mm 110.4cc 7.1 : 1

14. Yamaha Alfa 50 x 52mm 102.1 cc 7.2 : 1

15. Honda GL 100 52 x 49.5mm 105.1 cc 9.2 : 1

16. Honda GL Max 56.5 x 49.5mm 124.1 cc 9.2 : 1

17. Honda GL Pro 61.0 x 49.5mm 144.7cc 9.2 : 1

18. Honda Supra 50.0 x 49.5mm 97.1 cc 8.8 : 1

19. Honda Tiger 63.5 x 62.2 mm 196.9cc 9.0 : 1

20. Honda Megapro 63,5 x 49,5 mm 156.7cc 9.0 : 1

21. Honda CS-1 58 x 47,2 mm 124.7 cc 10.7 : 1

22. Honda Supra PGM FI 52,4 x 57,9 mm 124.8cc 9.0 : 1

23. Honda Blade 50 x 55,6 mm 109.1 cc 9.0 : 1
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. utab store - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger